Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":1334,"date":"2022-11-04T07:29:10","date_gmt":"2022-11-04T07:29:10","guid":{"rendered":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/?p=1334"},"modified":"2022-11-04T07:30:16","modified_gmt":"2022-11-04T07:30:16","slug":"penyertaan-dalam-tindak-pidana","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/penyertaan-dalam-tindak-pidana\/","title":{"rendered":"Penyertaan Dalam Tindak Pidana"},"content":{"rendered":"

Oleh: Adib Gusti Arigoh<\/b><\/p>\n

Halo Sobat <\/span><\/i>Selaras<\/span><\/i><\/a>!<\/span><\/i><\/p>\n

Suatu tindak pidana tak selalu dilakukan oleh satu orang saja, terkadang ada beberapa orang yang secara bersama-sama dalam melakukan kejahatan, sebagai contoh adalah pembunuhan berencana yang dilakukan oleh FS terhadap brigadir J. Dalam tindak pidana pembunuhan berencana tersebut ada beberapa orang yang terlibat dengan peran yang berbeda. Keterlibatan inilah yang disebut sebagai Penyertaan dalam tindak pidana (<\/span>deelneming)<\/span><\/i>.<\/span><\/p>\n

Lalu apa yang dimaksud dengan <\/span>deelneming yuk<\/span><\/i>, mari kita bahas!<\/span><\/p>\n

1. Pengertian Penyertaan dalam Tindak Pidana<\/b><\/h3>\n

Umumnya penyertaan (<\/span>deelneming<\/span><\/i>) dalam tindak pidana diartikan sebagai suatu perbuatan kejahatan yang dilakukan lebih dari satu orang. Secara terminologi, kata <\/span>deelneming <\/span><\/i>berarti turut sertanya seseorang atau lebih pada waktu seseorang lain melakukan tindak pidana.\u00a0<\/span><\/p>\n

Menurut VanHamel, pada substansinya <\/span>deelneming <\/span><\/i>berarti pembagian pertanggungjawaban dalam hal tindak pidana. Sehingga dapat diartikan bahwa <\/span>deelneming <\/span><\/i>adalah suatu keadaan dimana suatu kejahatan dilakukan lebih dari satu orang terhadap objek yang sama dan masing-masing pelaku melakukan perbuatan sendiri-sendiri sehingga melahirkan suatu tindak pidana.<\/span><\/p>\n

2. Pengaturan Penyertaan dalam Tindak Pidana dalam KUHP.<\/b><\/h3>\n

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (\u201c<\/span>KUHP<\/b>\u201d) Penyertaan dalam Tindak Pidana\u00a0 (<\/span>deelneming) <\/span><\/i>diatur dalam Pasal 55 ayat (1), ayat (2) dan Pasal 56 KUHP. Dalam pasal tersebut, <\/span>deelneming <\/span><\/i>secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu pelaku tindak pidana dan pembantu kejahatan.<\/span><\/p>\n

Pasal 55 ayat (1) berbunyi:<\/span><\/p>\n

\u201c(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:\u201d<\/span><\/i><\/p><\/blockquote>\n

1. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan.<\/span><\/i><\/p>\n

2. Meereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesutau, dengan menyalajgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.\u201d<\/span><\/i><\/p><\/blockquote>\n

Pasal 56 berbunyi:<\/span><\/p>\n

Dipidana sebagai pembantu kejahatan:<\/span><\/p>\n

    \n
  1. Mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan.<\/span><\/li>\n
  2. Mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan.<\/span><\/li>\n<\/ol>\n

    Baca Juga: <\/b>Laporan Palsu, Terancam Tindak Pidana!<\/b><\/a><\/p>\n

    3. Bentuk Perbuatan <\/b>Deelneming<\/i><\/b><\/h3>\n

    Berlandaskan pasal 55 ayat (1), ayat (2) dan Pasal 56 KUHP, dapat dilihat bahwa bentuk dari dari <\/span>Deelneming <\/span><\/i>terbagi menjadi 2, yaitu:<\/span><\/p>\n

    1. Para pembuat (<\/b>dader).<\/i><\/b><\/h5>\n

    Para pembuat <\/span>(dader) <\/span><\/i>adalah orang yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan tindak pidana. Dengan kata lain, para pembuat (dader) bersifat aktif. Dalam Pasal 55 ayat (1) dan (2) para pembuat (<\/span>dader) terbagi<\/span><\/i> menjadi 4, yaitu:<\/span><\/p>\n

    a. Yang melakukan perbuatan (<\/b>Pleger<\/i><\/b>)<\/b><\/p>\n

    Adalah orang yang melakukan tindak pidana atau <\/span>plegen. Plegen <\/span><\/i>adalah pelaku yang melakukan sendiri perbuatan yang memenuhi perumusan delik dan dipandang paling bertanggungjawab atas kejahatan. <\/span>Plager <\/span><\/i>adalah orang yang menjadi pelaku dalam penyertaan yang dapat dipidana sama dengan dalang dari tindak pidana yang ia lakukan, orang yang menyuruh <\/span>dader <\/span><\/i>dalam melakukan kejahatannya disebut <\/span>Doeplegen.<\/span><\/i><\/p>\n

    b. Yang menyuruh melakukan perbuatan (<\/b>Doen Pleger<\/i><\/b>)<\/b><\/p>\n

    Adalah orang yang menyuruh atau memerintahkan <\/span>plager <\/span><\/i>untuk melakukan tindak pidana. <\/span>Doen pleger <\/span><\/i>tergolong aktif karena ia adalah dalang dari <\/span>pleger, <\/span><\/i>dengan kata lain <\/span>doen pleger melakukan perbuatan tindak pidana dengan perantara orang lain.<\/span><\/i><\/p>\n

    c. Yang turut melakukan perbuatan (<\/b>Mede Pleger)<\/i><\/b><\/p>\n

    Adalah orang yang turut melakukan tindak pidana bersama pelaku tindak pidana (<\/span>pleger)<\/span><\/i>. Dalam melakukan aksinya, <\/span>mede pleger <\/span><\/i>secara sadar bekerjasama dengan pelaku, dan secara fisik melakukan tindak pidana tersebut dengan bersama-sama.\u00a0<\/span><\/p>\n

    d. Yang membujuk supaya dilakukan (<\/b>Uitlokker<\/i><\/b>)<\/b><\/p>\n

    Adalah orang yang sengaja menganjurkan orang lain untuk melakukan suatu perbuatan pidana di mana orang lain tersebut tergerak untuk memenuhi anjurannya disebabkan tergiur denga napa yang ia tawarkan atau janjikan.\u00a0<\/span><\/p>\n

    Uitlokker <\/span><\/i>membujuk agar orang melakukan tindak pidana. yang dengan cara memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan.<\/span><\/p>\n

    2. Pembuat Pembantu (<\/b>Medeplichtigheid<\/i><\/b>)<\/b><\/h5>\n

    Pada substansi perbuatannya, <\/span>medeplichtigheid <\/span><\/i>bersifat <\/span>accesoir <\/span><\/i>artinya untuk adanya pembantuan harus ada orang yang melakukan kejahatan terlebih dahulu (dalam hal ini adalah <\/span>pleger, doen pleger, <\/span><\/i>dan\/atau<\/span> mede pleger<\/span><\/i>). Berdasarkan jenisnya pembantuan terbagi menjadi dua:<\/span><\/p>\n

    a. Yang membantu sebelum kejahatan dilakukan<\/b><\/p>\n

    Adalah orang yang membantu sebelum terjadinya kejahatan yang hendak dilakukan oleh orang yang akan melakukan kejahatan<\/span>.<\/span><\/i>Contoh Perbuatan pembantuan (<\/span>medeplichtigheid) <\/span><\/i>sebelum terjadinya kejahatan dapat berupa memberikan informasi terhadap sasaran. <\/span>\u00a0<\/span><\/i><\/p>\n

    b. Yang membantu saat kejahatan dilakukan<\/b><\/p>\n

    Adalah orang yang membantu sebelum terjadinya kejahatan yang hendak dilakukan oleh orang yang telah melakukan kejahatan<\/span>.<\/span><\/i>Contoh Perbuatan pembantuan (<\/span>medeplichtigheid) <\/span><\/i>saat terjadinya kejahatan dapat berupa memberikan sarana atau alat kepada para pelaku.<\/span><\/p>\n

    \u00a0<\/span><\/i>Itulah penjelasan singkat mengenai pengaturan dan bentuk penyertaan tindak pidana di Indonesia. Kalian masih bisa membaca artikel menarik lainnya di <\/span>Website <\/span><\/i>Selaras Law Firm<\/span><\/a>. <\/span>We do things professionally!<\/span><\/i><\/p>\n

    Sumber:\u00a0<\/b><\/p>\n

    Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Hukum Pidana.<\/span><\/p>\n

    Chazawi, Adami. <\/span>Pelajaran Hukum Pidana. <\/span><\/i>Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2002.<\/span><\/p>\n

    Sumber Gambar:<\/strong><\/p>\n

    pexels.com<\/p>\n

    Editor: Siti Faridah, S.H.<\/strong><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

    Oleh: Adib Gusti Arigoh Halo Sobat Selaras! Suatu tindak pidana tak selalu dilakukan oleh satu orang saja, terkadang ada beberapa orang yang secara bersama-sama dalam melakukan kejahatan, sebagai contoh adalah pembunuhan berencana yang dilakukan oleh FS terhadap brigadir J. Dalam tindak pidana pembunuhan berencana tersebut ada beberapa orang yang terlibat dengan peran yang berbeda. Keterlibatan […]<\/p>\n","protected":false},"author":2,"featured_media":1335,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"site-sidebar-layout":"default","site-content-layout":"default","ast-site-content-layout":"","site-content-style":"default","site-sidebar-style":"default","ast-global-header-display":"","ast-banner-title-visibility":"","ast-main-header-display":"","ast-hfb-above-header-display":"","ast-hfb-below-header-display":"","ast-hfb-mobile-header-display":"","site-post-title":"","ast-breadcrumbs-content":"","ast-featured-img":"","footer-sml-layout":"","theme-transparent-header-meta":"default","adv-header-id-meta":"","stick-header-meta":"","header-above-stick-meta":"","header-main-stick-meta":"","header-below-stick-meta":"","astra-migrate-meta-layouts":"default","ast-page-background-enabled":"default","ast-page-background-meta":{"desktop":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"tablet":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"mobile":{"background-color":"","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""}},"ast-content-background-meta":{"desktop":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"tablet":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""},"mobile":{"background-color":"var(--ast-global-color-5)","background-image":"","background-repeat":"repeat","background-position":"center center","background-size":"auto","background-attachment":"scroll","background-type":"","background-media":"","overlay-type":"","overlay-color":"","overlay-gradient":""}},"_joinchat":[],"footnotes":""},"categories":[559],"tags":[959,958,957,956],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1334"}],"collection":[{"href":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/2"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1334"}],"version-history":[{"count":2,"href":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1334\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":1337,"href":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1334\/revisions\/1337"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1335"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1334"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1334"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1334"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}