Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/slf/public_html/index.php:1) in /home/slf/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":1368,"date":"2022-11-13T07:29:01","date_gmt":"2022-11-13T07:29:01","guid":{"rendered":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/?p=1368"},"modified":"2022-11-13T07:29:01","modified_gmt":"2022-11-13T07:29:01","slug":"bagaimana-pembuktian-dalam-perkara-perdata","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/selaraslawfirm.com\/bagaimana-pembuktian-dalam-perkara-perdata\/","title":{"rendered":"Bagaimana Pembuktian Dalam Perkara Perdata?"},"content":{"rendered":"

Oleh: Adib Gusti Arigoh<\/b><\/p>\n

Halo Sobat <\/span><\/i>Selaras<\/span><\/i><\/a>!<\/span><\/i><\/p>\n

Pembuktian dalam perkara perdata memiliki karakteristik tersendiri, terutama pada alat buktinya. Alat bukti tersebut diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (\u201c<\/span>KUHPer<\/b>\u201d), tepatnya pada buku keempat tentang pembuktian dan kedaluarsa.\u00a0<\/span><\/p>\n

Lalu, bagaimana pembuktian dalam perkara perdata? <\/span>Yuk, mari kita bahas!<\/span><\/i><\/p>\n

Baca juga: <\/b>Delik Aduan Relatif Dan Delik Aduan Absolut.<\/b><\/a><\/p>\n

1. Pembuktian<\/b><\/h3>\n

Dalam perkara perdata, KUHPer tidak memberikan pengertian tersurat terhadap pembuktian, namun hanya menjelaskan beban pembuktian dan alat bukti yang digunakan dalam pembuktian di persidangan.<\/span><\/p>\n

Pembuktian adalah proses, cara, usaha yang menunjukan benar atau salahnya suatu hal. Menurut R.Subekti, pembuktian diartikan sebagai cara meyakinkan Hakim tentang kebenaran dalil-dalil yang dikemukakan dalam suatu perkara.<\/span><\/p>\n

Dalam hal beban pembuktian pada umumnya kedua belah pihak yang berperkara yakni tergugat dan penggugat berada dalam keadaan yang sama. Hal ini berarti penggugat mempunyai hak untuk mendalilkan sesuatu bahwa tergugat bersalah, dan tergugat juga mempunyai hak untuk membantah dalil tersebut. Ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 1865 KUHPer.<\/span><\/p>\n

Dalam membuktikan sesuatu kepada hakim, para penggugat harus mendasarkan pada alat bukti. Lalu apa itu alat bukti?<\/span><\/p>\n

2. Alat Bukti<\/b><\/h3>\n

Alat bukti diartikan sebagai hal atau suatu benda yang digunakan dalam pembuktian dalam suatu perkara. Dengan kata lain, alat bukti adalah alat yang digunakan dari hak-pihak yang berpekara untuk meyakinkan hakim di persidangan. Nah, alat bukti ini menjadi indikator yang digunakan hakim dalam memutus perkara.<\/span><\/p>\n

DalamPasals 1866 KUHPer,\u00a0 pembuktian perkara perdata terdapat 5 alat yang ditetapkan sebagai alat bukti yakni.\u00a0<\/span><\/p>\n

a. Bukti Tertulis<\/span><\/h5>\n

Bukti tertulis atau surat secara keseluruhan pengaturannya terdapat dalam Pasal 1867-1894 KUHper merupakan alat bukti yang utama dalam perkara perdata, karena sarana yang paling memudahkan untuk membuktikan telah terjadinya perbuatan hukum keperdataan adalah melalui bukti secara tertulis.\u00a0<\/span><\/p>\n

Menurut Pasal 1867 KUHPer, dalam hal pembuktian perkara perdata, bukti tertulis yang dapat digunakan terbagi menjadi dua, yakni:<\/span><\/p>\n