Oleh: Erma Regita Sari, S.H.
Sebagai generasi milenial, pasti kita sudah tidak asing ya dengan bank digital? Yups, Indonesia kini sedang menghadapi era bank digital. Dengan tingginya aktivitas masyarakat di ranah online, potensi perkembangan bank digital di Indonesia sangatlah besar.
Sebelum kita bahas lebih jauh, jadi sebenarnya apa sih bank digital itu? Kenapa bisa nge-tren banget sih bank digital di Indonesia saat ini?
Singkatnya bank digital adalah bank yang mendigitalisasi semua operasi perbankan dan menggantikan kehadiran fisik bank dengan kehadiran online. Sehingga tanpa perlu datang ke bank, nasabah dapat mengakses produk dan layanan perbankan melalui platform elektronik atau online.
Bank digital melayani nasabah sepenuhnya secara online atau daring yang terintegrasi secara digital, layanan bank yang komprehensif, serta mudah diakses dimanapun dan kapanpun.
Tahun 2021 merupakan tombak bagi perkembangan bank digital, dimana bank digital hadir di masa pandemi covid-19. Terdapat beberapa bank yang sedang proses go digital maupun sudah menyatakan diri sebagai bank digital, diantaranya seperti: Jenius, Digibank, Bank Aladin Syariah, Bank Neo Commerce, Allo Bank Indonesia, Jago, dan masih banyak lainnya.
Melihat dari unduhan bank digital yang semakin meningkat tiap tahun, bank digital mempunyai potensi yang besar di Indonesia. Ditambah perbankan konvensional yang secara bertahap bertransformasi ke bank digital.
Minat Investor Asing Dalam Bisnis Bank Digital
Seiring perkembangan teknologi, kemunculan bank digital di Indonesia semakin besar. Perkembangan bank digital tersebut menjadi prospek bisnis yang menjanjikan dan banyak menarik minat investor asing.
Seperti Ribbit Capital yang mengumumkan investasi di Bank Jago. Ada juga Alibaba, melalui Akulaku Silvrr yang berhasil meraih dukungan mayoritas pemegang saham untuk menjadi pengendali Bank Neo Commerce (“BNC”).
Selain itu, akuisisi bank lokal oleh investor asing masih akan berlanjut. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya investor asing lain yang semakin tertarik meramaikan bisnis bank digital di Indonesia dengan mengincar bank kecil untuk dikonversi menjadi digital.
Sobat Selaras Law Firm kira-kira tau nggak sih kenapa investor asing minat banget investasi di Indonesia dalam bisnis bank digital? Kira-kira apa ya yang memicu minat investor asing tersebut?
Menurut beberapa ekonom, ada beberapa hal yang memicu minat investor asing dalam berinvestasi pada bisnis bank digital di Indonesia, diantaranya yaitu:
1. Besarnya populasi masyarakat Indonesia yang belum memiliki rekening bank (unbanked population).
Menurut Bank Indonesia (“BI”) terdapat 91,3 juta penduduk yang belum tersentuh layanan perbankan. Dalam acara “Digital Payment Innovation”, yang juga merupakan salah satu agenda G20 Finance Track Side Events, BI berkomitmen akan mendorong penyediaan akses perbankan melalui pemanfaatan teknologi digital.
2. Lebih dari 47 juta penduduk dewasa di Indonesia belum memiliki akses yang memadai pada kredit, investasi, serta asuransi.
3. Penetrasi smartphone di Indonesia yang tinggi
Berdasarkan data dari Databoks, Indonesia menempati posisi keempat dengan 170,4 juta pengguna smartphone, atau mencapai 61,7% dari total populasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia secara infrastruktur sudah sangat siap untuk beralih ke bank digital.
Selain minat investor asing tersebut, tapi sebenarnya butuh nggak sih bisnis bank digital di Indonesia akan kehadiran investor asing? Nah, berikut aspek yang membuat bisnis bank digital membutuhkan peran investor asing, yaitu:
1. Industri Perbankan Membutuhkan Modal
Dalam beberapa tahun ke depan, dimana bank akan semakin terdigitalisasi, maka bisnis bank digital di Indonesia membutuhkan modal yang besar salah satunya yaitu melalui investor asing.
2. Layanan Perbankan Akan Semakin Terkoneksi Ke Pasar Global
Perbankan nasional tidak bisa jika hanya fokus pada pasar domestik karena akan kalah saing tentunya. Sedangkan pasar domestik akan semakin dikuasai asing. Dalam hal ini, peran investor asing sangatlah dibutuhkan.
Kehadiran investor asing dalam bisnis bank digital dinilai membawa dampak positif, karena dapat memperkuat permodalan bank lokal serta membawa teknologi bari ke Indonesia yang dapat dipelajari dan dimanfaatkan oleh kalangan bankir domestik.
Namun disisi lain, investasi asing tersebut juga membawa dampak negatif. Pada umumnya, investor asing akan membawa tenaga ahli dari negaranya sehingga prospek tenaga kerja Indonesia untuk mengisi posisi strategis akan semakin terbatas.
Mengingat banyaknya tuntutan nasabah akan layanan perbankan yang terus meningkat, khususnya di era digital seperti ini, diharapkan bank digital memiliki produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen di masa kini dan masa depan sehingga dapat memenangkan persaingan ke depan.
Sobat milenial Selaras Law Firm demikianlah pembahasan terkait Investasi Asing Dalam Bisnis Bank Digital Di Indonesia. Semoga bermanfaat ya! Nah buat kalian yang memiliki pertanyaan seputar hukum, bisnis, maupun investasi langsung aja yuk Kontak – Selaras Law Firm. Sampai jumpa di artikel berikutnya ya!
Sumber:
Kontan.co.id. 2022. Cengkeraman Investor Asing Di Bank Nasional Semakin Kuat. https://keuangan.kontan.co.id/news/cengkeraman-investor-asing-di-bank-nasional-semakin-kuat , diakses pada 07 Juli 2022.
Kontan.co.id. 2022. Potensi Bisnis Bank di Tanah Air Besar, Investor Asing Merangsek Masuk. https://keuangan.kontan.co.id/news/potensi-bisnis-bank-di-tanah-air-besar-investor-asing-merangsek-masuk , diakses pada 08 Juli 2022.
Tempo.co. 2022. Memahami Plus Minus Bank Digital, Seberapa Besar Risiko Bagi Nasabah?. https://bisnis.tempo.co/read/1594563/memahami-plus-minus-bank-digital-seberapa-besar-risiko-bagi-nasabah , diakses pada 08 Juli 2022.
Kompas.com. 2021. Apa Itu Bank Digital dan Bedanya dengan Layanan Online Bank?. https://money.kompas.com/read/2021/12/09/100638326/apa-itu-bank-digital-dan-bedanya-dengan-layanan-online-bank?page=all , diakses pada 08 Juli 2022.
Sumber Gambar:
unsplash.com
Editor: Siti Faridah, S.H.