Oleh: Erma Regita Sari
Nah, sebelum kita bahas tentang penyebab naik turunnya harga saham, sobat Selaras Law Firm harus tahu dulu nih tentang apa itu saham?
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”).
Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Investasi saham memiliki resiko yang tinggi, karena harga saham bersifat fluktuatif yang artinya harga naik turun dengan sangat cepat. Maka tak heran jika mereka yang bernyali besarlah yang dapat bertahan dalam jangka panjang.
Hal tersebut sama halnya dengan harga barang atau komoditi di pasar, dan jika harga di pasar statis justru tidak akan menarik minat investor.
Para sobat Selaras Law Firm yang sudah punya saham di beberapa perusahaan pasti sumringah banget nih kalau liat sahamnya “hijau royo-royo”, dan mendadak kebakaran jenggot kalau sahamnya jadi “merah”.
Namun jangan panik dulu ya! Naik turunnya harga saham merupakan sesuatu yang lumrah karena hal itu digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika permintaan tinggi maka harga akan naik, sebaliknya jika penawaran tinggi harga akan turun.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan naik turunnya harga saham. Apa saja sih faktor penyebabnya? Yuk simak penjelasan berikut ini!
Faktor Eksternal
1. Kondisi Fundamental Ekonomi Makro
Faktor ini memiliki dampak langsung terhadap naik dan turunnya harga saham, seperti:
- Naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan kebijakan Bank Sentral Amerika (Federal Reserve).
- Naik atau turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai ekspor impor yang berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
- Tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi makro.
- Pengangguran yang tinggi yang diakibatkan faktor keamanan dan goncangan politik juga berpengaruh secara langsung terhadap naik atau turunnya harga saham.
2. Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Mata Uang Asing
Kuat lemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing seringkali menjadi penyebab naik turunnya harga saham di bursa, khususnya bagi perusahaan yang memiliki beban utang mata uang asing.
Perusahaan yang memiliki beban utang mata uang asing akan dirugikan akibat melemahnya kurs, karena berakibat pada meningkatnya biaya operasional dan secara otomatis juga mengakibatkan turunnya harga saham yang ditawarkan.
3. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Pemerintah dapat mempengaruhi harga saham, diantaranya kebijakan ekspor impor, kebijakan perseroan, kebijakan hutang, kebijakan Penanaman Modal Asing (“PMA”), dan lain sebagainya.
4. Faktor Panik
Berita-berita tertentu dapat memicu kepanikan di salah satu bursa atau saham. Fenomena panic selling ini menyebabkan para investor ingin segera melepas sahamnya tanpa peduli harganya, karena takut harganya akan semakin jatuh.
5. Faktor Manipulasi Pasar
Penyebab naik turun harga saham juga bisa disebabkan karena manipulasi pasar. Manipulasi pasar biasanya dilakukan investor-investor berpengalaman dan bermodal besar dengan memanfaatkan media massa untuk memanipulasi kondisi tertentu demi tujuan mereka, baik menurunkan maupun meningkatkan harga saham.
Faktor Internal
1. Faktor Fundamental Perusahaan
Faktor fundamental perusahaan adalah faktor utama penyebab harga saham naik atau turun. Fundamental perusahaan yang baik akan menyebabkan tren harga sahamnya naik. Sedangkan saham dari perusahaan yang memiliki fundamental buruk akan menyebabkan tren harga sahamnya turun.
2. Faktor Korporasi Perusahaan
Aksi korporasi yang dimaksud disini berupa kebijakan yang diambil jajaran manajemen perusahaan. Dampaknya dapat mengubah hal-hal yang sifatnya fundamental dalam perusahaan, seperti terjadinya akuisisi, merger, right issue, atau divestasi.
3. Proyeksi Kinerja Perusahaan Pada Masa Mendatang
Performa atau kinerja perusahaan dijadikan acuan dalam melakukan pengkajian terhadap saham perusahaan, diantaranya tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai buku/Price to Book Value (PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaan.
Perusahaan yang menawarkan dividend payout ratio (DPR) yang lebih besar cenderung disukai investor karena bisa memberikan timbal balik yang bagus. Selain itu, EPS yang tinggi juga mendorong para investor untuk membeli saham tersebut yang menyebabkan harga saham makin tinggi.
Tingkat rasio utang dan PBV juga memberikan efek signifikan terhadap harga saham. Perusahaan yang memiliki tingkat rasio utang yang tinggi biasanya gencar dalam mencari pendanaan dari para investor. Dengan hasil analisis yang bagus, saham tersebut akan memberikan imbal tinggi (high return) karena ke depannya kapitalisasi pasarnya bisa meningkat.
Tips Tenang Saat Harga Saham Anjlok
Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham perusahaan sehingga harga saham perusahaan akan mengalami berbagai kemungkinan yaitu kenaikan atau penurunan harga.
Jadi buat sobat Selaras Law Firm yang lagi mulai investasi, jangan panik ya kalau terjadi kenaikan atau penurunan harga saham. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan investor ketika harga saham sedang turun, diantaranya yaitu:
1. Average Down
Average down adalah strategi investasi dengan melakukan pembelian secara bertahap ketika harga saham jatuh. Jadi seperti menggelontorkan uang, beli saham yang harganya merosot dari harga awal.
Agar strategi average down berhasil, pilih perusahaan yang tepat. Beli saham perusahaan dengan fundamental baik, stabil, dan punya peluang tumbuh cukup besar.
2. Tetap Tenang
Hindari kepanikan yang membuat tidak dapat berpikir jernih. Perlu diketahui, penurunan harga saham pasti ada ujungnya dan akan kembali naik atau rebound, dari merah ke hijau.
Jadi, tetap pantau perkembangan investasi saham kamu, termasuk pergerakan harga saham. Lakukan analisis fundamental dan teknikal agar dapat menjalankan strategi tepat untuk trading selanjutnya.
3. Jangan Buru-Buru Dijual
Harga saham akan kembali naik ketika ada sentimen positif dari internal maupun eksternal. Maka dari itu, jangan buru-buru jual saham yang turun, tetap simpan karena investasi saham untuk jangka panjang.
4. Menghemat Pengeluaran
Lakukan penghematan dengan memangkas pengeluaran yang sifatnya keinginan atau masih bisa ditunda. Ingat, nilai investasimu lagi turun, sehingga kamu menderita kerugian. Keuangan pribadi harus terjaga stabil.
5. Selalu Ingat Tujuan Investasi
Selalu ingat tujuan investasi, apakah untuk jangka pendek atau jangka panjang. Kalau tujuan investasi untuk jangka panjang, maka sebaiknya tetap simpan saham walaupun harganya sedang turun, terutama untuk saham unggulan yang punya peluang rebound lebih cepat.
Ada banyak jenis investasi yang sobat Selaras Law Firm dapat manfaatkan. Namun ingat, harus tetap berhati-hati dan pilih investasi yang legal. Lakukan analisis yang mendalam sebelum mengambil keputusan, jangan sampai terpengaruh oleh opini orang lain.
Seperti kata Warren Buffett, yang merupakan investor tersukses di dunia “Risk comes from not knowing what you’re doing.” Jadi carilah informasi dan belajar lebih banyak tentang apa yang akan dilakukan, untuk meminimalisir terjadinya resiko.
Nah, itulah faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham, serta hal-hal yang perlu dilakukan investor ketika terjadi penurunan harga saham. Semoga bermanfaat ya! Bagi sobat Selaras Law Firm yang ingin konsultasi terkait investasi maupun bisnis, yuk langsung aja hubungi Kontak – Selaras Law Firm untuk dapatkan solusi terbaik dari kami. Sampai bertemu di artikel berikutnya!
Sumber:
Otoritas Jasa Keuangan. Penyebab Naik Turun Harga Saham Suatu Perusahaan. Diakses melalui laman https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10507 pada tanggal 02 Juni 2022.
Bursa Efek Indonesia. Saham. Diakses melalui laman https://www.idx.co.id/produk/saham/ pada tanggal 02 Juni 2022.
Kompas.com. 2021. Harga Saham Turun, Investor Harus Bagaimana?. Diakses melalui laman https://money.kompas.com/read/2021/12/19/120000426/harga-saham-turun-investor-harus-bagaimana-?page=all pada tanggal 02 Juni 2022.
Sumber Gambar:
pexels.com
Editor: Siti Faridah, S.H.